THE
CLOUDS – Sebuah Awal
Berawal dari sebuah band jam-session yang
biasanya membawakan lagu–lagu pop dari daratan Inggris Raya seperti
The Smiths, Morrissey, The Cure, Lightning
Seeds, James , Pulp, dan lain-lain; Aji Wiweko (Ex.Gitaris band old school
Hard Core “Empty Message/EPM”), Agus
Marrdiyanto a.k.a Marr (gitaris Cambridge
Revolt), Adam (bass), Aris (drum) dan Burhan (vokal) pun membentuk “Miserables” pada tahun 2000. Karena
suatu kepentingan mendesak yang berhubungan dengan pekerjaan, Aris, Burhan dan
Adam pun dengan sangat terpaksa harus keluar dari “Miserables” pada awal tahun 2001.
Hingga satu malam, di beranda kediaman
rumah Aji, saat duo gitaris yang sedang dilanda kegalauan karena
kepergian 3 rekannya mulai memetik dawai-dawai gitar ditemani oleh kehadiran
Wiranata Agung Tyas (Sub Rooster) dan
mulai memainkan instrumental yang menghanyutkan. Mereka pun mencoba
mentransformasikan bait-bait lirih, bertajuk “Samar” - ke dalam suatu
karya musikal kolektif - yang terispirasi dari kisah nyata tentang teman-teman
dekat mereka, yang terjebak dalam perangkap halusinasi sesaat, namun berefek
adiksi permanen, kisah perjalanan hidup yang pahit para “drugs-users”. Lagu ini menjadi titik awal kebangkitan mereka untuk
terus bermusik.
Akhirnya, Aji dan Marr memutuskan untuk
merekrut 4 orang teman lama di Cipinang Indie Scene untuk bergabung, yaitu: Wiranata
Agung Tyas a.k.a Diaz (bass), Made Widya (gitaris band hard core
skin “Married by Accident/MBA”. Mereka
mendaulat Made untuk mengisi vokalis yang kosong), Rio Vanessa a.k.a Echa (ex.gitaris
Suck Of Society untuk menjadi keyboardist)
dan Ibam (drum). Mereka pun sepakat merubah nama “Miserables” menjadi “The
Clouds” yang berarti awan, untuk lebih me-representasikan lirik-lirik
puitis dan absurd yang terkadang membawa logika, akal sehat dan rasio
mengawang-awang di alam imajinasi tanpa batas di dalam karya-karya mereka. Pada
era formasi inilah tercipta lagu-lagu depresif tapi tidak berkesan
cengeng, seperti: “Sisi Yang Hilang”
(sebait lirik tentang perjalanan hidup yang abu-abu), ”Uncertainty” (tentang kebosanan terhadap rutinitas sehari-hari yang
bisa mematikan cita rasa dan kreativitas), ”Prelude
for Negative Minor“ (instrumental), ”Sepi”
(deskripsi tentang kesendirian yang cukup representatif dan sering terjadi
dalam diri setiap manusia), ”Garden of
Eden” (sebuah khayalan tentang negeri antah-berantah yang penuh kedamaian, tidak
seperti dunia ini yang sudah carut marut dan hancur oleh ulah tangan manusia), ”Silusi” (sebuah puisi tentang
adiksi temporer terhadap suatu substansi natural pembangkit imajinasi alam
bawah sadar karya Andri Mulyana a.k.a Cheppy –gitaris band beraliran
British Pop dari Jakarta “Strange
Ways” dan sekarang tergabung di dalam band Oi! bernama Ten Holes) dan sebuah alunan penuh optimisme dan egosentrisme yang
pasti ada dalam diri kita, berapapun persentasenya berjudul “I Wanna Be My Self“.
Pada Januari 2004, The Clouds pun merekam 8 single tersebut di sebuah studio di
bilangan Pulomas, Jakarta Timur. Setelah sering tampil di beberapa “gigs“ di
Jakarta, lagi-lagi di tahun 2008, The
Clouds kembali dilanda problema dengan keluarnya – lagi-lagi 3 orang
personel, yaitu: Echa, Ibam dan Made, kali ini dengan alasan kesibukan
dengan pekerjaan profesional mereka yang menyita waktu. Di tengah
kevakuman yang cukup lama, lagi-lagi rekan lama mereka di Cipinang Indie Scene,
Rizal Hands a.k.a Ijal (ex drummer Forgotten
Fear) pun datang mengisi posisi drummer dan Ahmad Fadholi a.k.a Dolly
Plester sebagai vokalis, yang sebelumnya sempat jam-session dengan salah satu
band punk rock ibukota, Overcast.
Dari beberapa kali latihan, akhirnya disempurnakanlah single “For My Soulmate” (sebuah syair cinta
tanpa kepalsuan dan adiksi akan naluri alami untuk memiliki seseorang yang
istimewa - sebelumnya The Clouds
berkolaborasi dengan Yodam Heaven). Namun pada tahun 2010, karena kesibukan
solo-projectnya, Dolly terpaksa meninggalkan The Clouds yang kemudian digantikan oleh Ipang Bona Drag a.k.a Abu
Haidar (The Firm).
Dari beberapa kali latihan, akhirnya
disempurnakanlah single–single seperti: “Samar”, ”Sepi”, ”Guide Me To Your Door” (dorongan impulsif untuk menghapus catatan
kelam masa lalu setelah sekian lama tersesat dalam kegamangan hidup) dan “Lelah Melangkah” (lagi-lagi bait
depresif tentang seorang penyendiri yang mencoba keluar dari kegalauan). Dengan
formasi inilah The Clouds pun
semakin bertambah solid dan sering tampil lagi lagi di beberapa “gigs“
Indie Music scene di Jakarta sampai saat ini.
The
Clouds are:
- Abu “Ipang” Haidar – Vocal, tambourine
- Aji Wiweko – Lead Guitar, backing vocal
- Agus Marr Dian – Rhythm, backing vocal
- Wiranata Agung Tyas – Bass, backing vocal
- Andi “Aco” Razak – Drum & percussion
Contact: